Pusat-Daerah Harus Bekerja Sinergis

Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) mengingatkan seluruh gubernur untuk menjalin sinergi dengan pemerintah pusat dalam menjalankan tugas dan wewenangnya sebagai perpanjangan tangan pemerintah di daerah.

Melalui sinergi tersebut, pem­bangunan pun tidak jalan sen­diri-sendiri. “Tugas pemerin­tah pusat dan para menteri ada­lah Bekerja secara sektoral, ada pertanian, pendidikan, eko­nomi, perdagangan. Tapi sekto­ral itu tentu ditempatkan di wi­1ayah sehingga gubernur ber­tugas melaksanakan tugas sek­toral tersebut di wilayah ma­sing-masing,” kata Wapres saat menutup rapat koordinasi na­sional Kabinet Kerja di Kemen­terian Dalam Negeri (Kemen­dagri) kemarin.

Dalam menjalankan tugas pemerintahan, peran masyara­kat merupakan hal utama dalam mewujudkan pembangunan. Karena itu kepala daerah di­harapkan dapat terus menjalin komunikasi dengan pemerin­tah, dalam hal ini Kemendagri.

“Seperti yang disampaikan bahwa pemerintah pusat adalah tangan kanan kepala daerah

sedangkan tangan kirinya ada­lah menteri bersama Kapolri dan Panglima TNI. Jadi harus ada keseimbangan diantara kita dan kebetulan ada 34 gubernur dan 34 menteri, jadi semuanya seimbang,” tambahnya.

Wapres juga mengatakan, ti­dak ada prioritas dalam program Kabinet Kerja karena semua sektor merupakan prioritas yangdapat berjalan seimbang.

“Semua adalah prioritas, artinya tidak ada prioritas. Jadi semua kegiatan dalam negeri ini saling mengikat dan membu­tuhkan,ekonomi penting,sosial dan keamanan juga penting. Semuanya saling berhubungan satu sama lain jelasnya.

Dia menekankan tidak ada satu bidang yang lebih penting dari bidang yang lain karena untuk kepentingan rakyat semua­nya adalah prioritas.

“Yang dibutuhkan adalah hal terkait penggeraknya, perlu keahlian dan pendidikan, soal bagaimana meletakkan semua­nya secara bersamaan,”ujarnya.

Sebanyak 34 gubernur dan kapolda dari seluruh provinsi di Tanah Air menghadiri rapat koor­dinasi nasional (rakornas) Kabi­net Kerja yang diselenggarakan Kemendagri diJakarta,Selasa.

Rakornas tersebut digelarda­I am rangka membentuk sinergi kinerja pemerintah pusat dan daerah selama lima tahun ke depan. Dalam rakornas tersebut, para gubernur mendapatkan penjelasan mengenai kondisi politik dan ekonomi negara saat ini serta berbagai persoalannya.

Hadir dalam rakornas tersebut adalah Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Kapol­ri Jenderal Pol Sutarman, dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bap­penas) Andrinof Chaniago.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo me­ngatakan rapat sinergi ini di­lakukan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Rapat ini digelar untuk mengetahui bagaimana koordinasi antar instansi di daerah mau pun dengan pemerintah pusat.

Antara gubemur, polda, in­telijen tetap fokus dalam koorkoordinasi. Ini penting terkait masa­lah industri, ketenagakerjaan,” ungkapnya.

Tjahjo mengatakan dalam rapat tersebut juga telah dipa­parkan persiapan rencana pro­gram jangka pendek dan me­nengah. Hal ini dilakukan ka­rena dalam pembangunan me­mang dibutuhkan satu visi dan misi yang sama.

Dia mencontohkan pen­tingnya koordinasi antara ke daerah dan kapolda dalam kaitan laporan keuangan. Da-lam hal ini baru 33% pertang­gungjawaban daerah yang me­nurut BPK sudahbenar.

“Polda dapat mengkaji laporan BPKP terkait laporari ke­uangan. Maka dan itu komuni­kasi antara gubernur dan ka­polda sangat penting,”katanya.

Sementara itu Kapolri Jen­deral Pol Sutarman memasti­kan personelnya di daerah siap bekerja sama dan mendukung segala kebijakan kepala daerah demi kepentingan masyarakat. Dia mengatakan kepala daerah tidak perlu sungkan untuk menggunakan pasukannya.

“Misalnya saja kerja sama Polri dengan Pemda DKI dalam pembenahan Pluit. Itu kita dukung,” kata dia.

Dia menyebutkan fungsi Polri sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang (UU) Kepolisian haruslah diman­faatkan kepala daerah. Menurut dia, jangan lagi ada ego sek­toral dalam membangun ne­gara karena dengan bersinergi, kemajuan akan cepat dicapai.

Polri menurut dia juga me­miliki peranan dalam pening­katan pendapatan daerah. Salah satunyakepala daerah dapat memanfaatkan personel Polri dalampeningkatanpajak.Cara­nya dengan memastikan pajak yang dibebankan ke masyara­kat dapat sampaikekas negara.

“Bangsa kita memiliki sum­ber daya alam yang luar biasa, itujugakitakawal,” ujar dia.

Dia mengatakan Polri akan membantu menjaga keamanan dan penegakan hukum yang te­gas di daerah. Kondisi yang sta­bil dan kepastian penegakan hukum yang baik akan mem­buat kondusif daerah.

“Jadi investor pun akan nya­man berinvestasi. Kepala dae­rah dapat dengan lancar men­jalankan kebijakannya untuk kebaikan masyarakat,” kata Pengamat politik Univer­sitas Airlangga (Unair) Gitadi Tegas Supramudyo mengata­kan sinergi bukanlah hal yang baru. Pemerintahan sebelumnya juga menuntut hal serupa.

“Yang paling penting adalah jangan sampai sinergi sebagai langkah resentralisasi sehingga perlu untuk klarifikasi sinergi seperti apa yang dimaksud.. Tapi perlu hal ini diapresiasi,”ujarnya.

Menurut dia, saat ini yang le­bih penting adalah pemerintah harus memastikan kemente­riannya dapat bersinergi dengan daerah. Dalam hal hubungan pu­sat dan daerah, asas rekognisi se­bagaimana yang ada di dalam UU benar-benar dilaksanakan. “Pu­sat dapat memberikan penghar­gaan ke daerah dan desa untuk dapat menyalurkan aspirasinya dalam hal pembangunan di dae­rah masing-masing,” ujarnya.